ABSTRAK
Sekolah
memiliki peran dalam melakukan transformasi
pengetahuan, keterampilan, dan nilai – nilai budaya. Observasi ini untuk
mengetahui proses membangun disiplin dan tanggung jawab siswa SMK Muhammadiyah 3 Gemolong melalui
penerapan tata tertib sekolah, kendala yang dialami dan upaya untuk
mengatasi. Observasi ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data penelitian ini diperoleh
melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
reduksi data , penyajian data, dan verifikasi data. Hasil observasi ini terbagi berdasarkan
tiga tahap yaitu perencanaan , pelaksanaan, dan evaluasi. Perencanaan
diwujudkan dalam proses penyusunan
tata tertib sekolah, pelaksanaan
pengembangan diri siswa dilaksanakan melalui : 1)
kegiatan rutin sekolah; 2) kegiatan spontan; 3) keteladanan; 4) pengondisian dan
evaluasi terhadap sejauh mana
keberhasilan pelaksanaan tata tertib. Sedangkan
kendala-kendala yang dialami yaitu jarak sekolah dengan rumah siswa yang jauh dan
terkendala dengan transportasi, kurangnya
kesadaran diri akan pentingnya disiplin dan tanggung jawab, kurangnya
sikap keteladanan beberapa guru dalam ketepatan datang ke sekolah, kurangnya
kepedulian dan ketegasan beberapa guru sebagai motivator dalam menegur siswa
yang bermasalah dengan tata tertib. Upaya mengatasi kendala yaitu
memberikan pembinaan kepada siswa yang bermasalah oleh guru bimbingan
konseling atau dengan
mendatangkan orang tua.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan bagian penting bagi semua aspek kehidupan, baik
untuk kehidupan pribadi maupun sosial. Melalui pendidikan, setiap individu
dapat mengembangkan kemampuan intelektual dan membentuk karakter yang baik guna
meningkatkan sumber daya manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta
tantangan global yang semakin komplek. Karakter bangsa merupakan aspek penting
dari kualitas sumber daya manusia yakni kualitas bangsa menentukan kemajuan
suatu bangsa. Salah satu upaya pendidikan dalam pembentukan karakter individu
ialah menciptakan disiplin dan tanggung jawab. Sebab menurunnya rasa tanggung
jawab itu dapat disamakan dengan menurunnya rasa disiplin yang akhir-akhir ini
juga tampak sebagai suatu gejala yang meluas dalam masyarakat Indonesia
Disiplin merupakan unsur yang penting bagi setiap individu untuk membentuk
pola perilaku yang sesuai, individu
yang disiplin dapat melaksanakan tugas dengan tertib dan teratur sesuai dengan
tata tertib yang berlaku yang akan menjadikan hidup mereka teratur. Disiplin diri adalah upaya sadar
dan bertanggungjawab dari seseorang untuk mengatur, mengendalikan, dan
mengontrol tingkah laku dan sikap hidupnya agar seluruh keberadaannya tidak
merugikan orang lain dan diri sendiri. Dalam dunia pendidikan, pengendalian
sikap dan perilaku siswa sebagai pelajar di sekolah sangat dibutuhkan untuk
menciptakan keteraturan dan ketertiban di dalam kehidupan.
Kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa
terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di sekolah
meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam
berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain
sebagainya. Semua aktifitas siswa yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan
dengan aktifitas pendidikan di sekolah, yang juga dikaitkan dengan kehidupan di
lingkungan luar sekolah. Akan tetapi realita saat ini disiplin siswa
di Sekolah sangat jauh dari yang diharapkan, karena masih banyak siswa baik di
jenjang pendidikan dasar, menengah pertama, dan atas yang memiliki disiplin
yang sangat rendah. Hal ini terjadi masih kurangnya kesadaran dari diri
siswa dalam melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang
siswa.
Lemahnya pengendalian diri pada siswa akan berdampak pada terbentuknya
perilaku menyimpang, yang disebut sebagai masalah disiplin yang menggejala
dalam bentuk pelanggaran terhadap tata tertib sekolah, seperti: perilaku
membolos, terlambat masuk sekolah, ribut di kelas, ngobrol di kelas saat guru
sedang menjelaskan mata pelajaran, tidak mengenakan atribut sekolah secara
lengkap, menyontek (Widodo, 2009). Perilaku
siswa yang demikian menunjukan siswa yang kurang disiplin dan tanggung jawab
sebagai seorang pelajar yang terdidik.
Berbagai
bentuk tindakan siswa yang tidak mencerminkan seorang pelajar adalah jauh dari
gambaran remaja terdidik yang berbudi luhur dan bertanggungjawab.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang
dituangkan dalam bentuk aturan. Bentuk aturan sekolah itu disebut dengan tata
tertib sekolah. Dalam tata tertib sekolah, siswa dituntut untuk menaati tata
tertib sekolah di dalam menuju keberhasilan proses belajar mengajar, dan
membentuk karakteristik siswa agar disiplin dan bertanggung jawab. Pentingnya
peraturan sekolah tersebut dibuat dalam mendidik rasa disiplin yang berperan
mempengaruhi, mendorong, mengendalikan, mengubah, membina, dan membentuk
perilaku siswa sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan. Penanaman nilai
disiplin dan tanggung jawab pada diri siswa di sekolah akan mereka bawa di
lingkungan sekitar, baik itu dalam keluarga maupun
Penelitian ini
dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 3
Gemolong yang berada di
kota Gemolong, tepatnya
berada di Jl. Sidomulyo, Ngembat Padas RT 24 / RW 01. Berdasarkan
hasil observasi di SMK Muhammadiyah 3
Gemolong pada tanggal 29 Januari 2019 – 12 Februari 2019 menunjukkan bahwa dalam membangun disiplin dan tanggung
jawab siswa yang dilaksanakan melalui tata tertib sekolah masih perlu adanya
peningkatan karena masih terdapat beberapa siswa yang melakukan pelanggaran.
Pelanggaran yang dimaksud ialah terkait dengan keterlambatan datang
kesekolah, Dengan demikian berdasarkan latar belakang di atas,
maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang “Membangun
Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa SMK
Muhammadiyah 3 Gemolong melalui Tata Tertib Sekolah” dengan rumusan
masalah yaitu : 1) Bagaimana penerapan
tata tertib di SMK Muhammadiyah 3
Gemolong dalam membangun disiplin dan tanggung jawab siswa? dan 2) Bagaimana kendala yang dialami
dalam membangun disiplin dan tanggung jawab siswa SMK Muhammadiyah 3 Gemolong melalui tata
tertib sekolah dan bagaimana
upaya untuk mengatasi kendala yang terjadi
TUJUAN
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan sekolah dan siswa
dalam membangun perilaku disiplin dan tanggung jawab siswa SMK Muhammadiyah 3
Gemolong melalui tata tertib yang sudah di buat oleh pihak sekolah.
METODE
Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode penulisan yang digunakan dalam artikel ini adalah
metode library research yang mengumpulkan data -data dari buku, artikel dan
internet, dan termasuk kedalam metode kualitatif dimana metode ini hanya
memfokuskan pada pemahaman fenomena sosial dari sudut pandang partisipan secara
deksriptif. Pada metode ini lebih menekan pada penelitian yang bersifat
memberikan gambaran secara jelas dan sesuai dengan fakta di lapangan.
Tempat Penelitian
Adapun tempat penelitian ini diselenggarakan di SMK Muhammadiyah 3 Gemolong yang
beralamatkan di Jl. Sidomulyo,
Ngembat Padas RT 24 / RW 01.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu yang diperlukan yang dimulai
dari proses penyusunan penelitian sebagai langkah awal selanjutnya pengambilan
data hingga revisi hasil penelitian
yaitu kurang lebih 2 minggu
Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu,percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara dan
yang diwawancarai. Hal yang pertama dilakukan adalah melakukan pengumpulan data
melalui wawancara,sebelum melakukan wawancara kami membuat daftar pertanyaan
untuk narasumber,kemudian menentukan waktu pelaksanaan wawancara dan memastikan
apakah pada hari tersebut narasumber bersedia untuk diwawancarai atau tidak.
Wawancara ini digunakan untuk mengetahui upaya apa saja yang
dilakukan pihak sekolah dalam menerapkan tata tertib sekolah pada siswa
2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara mengamati secara teliti dilingkungan SMK Muhammadiyah 3 Gemolong serta pencatatan secara sistematis.
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri spesifik bila
dibandingkan dengan teknik lain (Merliana Afiyati : 2017).
3. Dokumentasi
Metode
dokumentasi adalah studi
dokumentsi disebut sebagai penelusuran literature, yaitu cara pengumpulan data
dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data
dari peneliti sebelumnya Sugiyono (2005) . Data yang diperoleh dari penelusuran dokumentasi
digunakan sebagai dasar pengkajian program yang telah dilaksanakan. Data ini
biasanya akurat dan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan pengkajian
apakah program berjalan sesuai dengan rencana ataukah melenceng dari desain
yang telah dirancang pada awal kegiatan.
Teknik Analisis Data
1. Reduksi data
Reduksi data (data reduction), dari
penelitian di lapangan, dituangkan dalam uraian laporan yang lengkap dan terperinci.
Data dan laporan kemudian dirangkum dan kemudian dipilah-pilah pada hal yang
pokok untuk dipilih atau difokuskan kemudian dicari tema atau polanya. Reduksi
dilakukan terus-menerus selama proses penelitian berlangsung. Pada tahap
tersebut data dipilih dan disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir
agar memudahkan dalam penampilan, penyajian, serta untuk menarik kesimpulan.Penyajian
data (data display)
2. Penyajian Data
Dimaksudkan agar mempermudah bagi
peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian
tertentu dari data penelitian. Hal ini merupakan pengorganisasian data ke dalam
bentuk tertentu sehingga tampak lebih jelas.
3.
Penarikan kesimpulan
Dalam tahapan penarikan kesimpulan
dari kategori-kategori yang telah direduksikan dan disajikan untuk selanjutnya
menuju kesimpulan akhir guna menjawab permasalahan yang ada. Dengan
bertambahnya data melalui verifikasi
terus menerus, maka dapat diperoleh kesimpulan yang bersifat grounded. Dengan kata lain, setiap
kesimpulan senantiasa akan selalu
terus menerus dilakukan verifikasi selama penelitian berlangsung yang
melibatkan interpretasi peneliti.
4.
Validitas
data
Validitas data merupakan faktor
penting dalam penelitian. Adapun beberapa teknik yang dilakukan untuk validitas
data sebagai berikut : penggunaan teknik trianggulasi. Trianggulasi merupakan teknik pengumpulan
data dan beberapa sumber data yang telah ada. Menurut Moleong (2010:330),
teknik trianggulasi dibedakan menjadi empat bagian sebagai metode pengumpulan data yaitu dengan menggunakan sumber, pengamat, teori, dan metode.
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan model trianggulasi sumber dan metode yang artinya peneliti
melakukan perbandingan atau penyesuaian data hasil observasi dengan data hasil
wawancara, selain itu juga membandingkannya dengan hasil masukan atau informasi
yang diberikan oleh pihak-pihak informan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Membangun Disiplin Dan Tanggung Jawab Siswa Smk Muhammadiyah 3 Gemolongmelalui
Tata Tertib Sekolah
Proses penerapan
TataTertib sekolah SMK Muhammadiyah 3 Gemolong dalam membangun perilaku disipli
dan tanggung jawab siswa dilaksanakan sebagai berikut :
1.
Perencanaan
Perencanaan penerapan tata tertib SMK Muhammadiyah 3 Gemolong
dilaksanakan dalam penyusunan peraturan tata tertib sekolah di dasarkan atas kerja sama antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, staf
kesiswaan, atas masukan dari guru dan karyawan dalam bentuk buku tata tertib
siswa.
Dalam penyusunan tata tertib sekolah juga melibatkan anak anak pengurus IPM. Misalnya mengenai hadir disekolah atau jam masuk
sekolah pukul 07.00 WIB itu juga ada kesepatakan dari siswa.Jadi dalam pembuatan tata tertib itu juga melibatkan warga sekolah baik
perwakilan anak maupun guru dan karyawan.
Pedoman
tata tertib berisi petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku di
sekolah, serta pemberian sanksi bagi warga yang melanggar tata tertib. Begitu
pula buku tata tertib siswa SMK
Muhammadiyah 3 Gemolong yang berisi segala bentuk peraturan dan
pelanggaran siswa yang disertai dengan poin sanksi. Tujuan diberikan sanksi
ialah agar peraturan itu dapat berjalan dengan efektif yaitu sebagai penguatan
dalam membangun disiplindan tanggung jawab siswa.
2. Pelaksanaan
Proses
implementasi tata tertib SMA Khadijah Surabaya dalam membangun disiplin dan tanggung jawab siswa diawali dengan
memberikan sosialisai tata tertib melalui penandatanganan persetujuan pada buku
tata tertib siswa oleh siswa baru dan orang tua, kegiatan MOS, sholat jama’ah,
dan work shop.Sosialisasi tata tertib siswa sangat penting diberikan oleh siswa agar mengetahui
segala petunjuk, peringatan dan
larangan bertindak selama menjadi siswa di SMK Muhammadiyah 3 Gemolong
Selanjutnya
implementasi tata tertib siswa dilaksanakan melalui kegiatan sehari-hari di
sekolah, antara lain :
a. Kegiatan Rutin Sekolah
Proses pendidikan karakter membutuhkan
waktu yang panjang, kontinu dan konsisten yang tidak dapat dilihat hasilnya
dalam jangka waktu yang singkat, sehingga tidak dapat dilaksanakan dengan hanya
satu kali kegiatan saja. Kegiatan rutin siswa di sekolah yang dilaksanakan
secara terus menerus akan menjadi sebuah kebiasaan atau budaya yang terpola.
Misalnya beribadah bersama atau
shalat dhuhur berjama’ah, berdoa waktu mulai dan selesai pelajaran, serta
mengucap salam bila bertemu guru.
Melalui penerapan tata tertib dapat diterapkan kepada siswa untuk
membiasakan sikap disiplin dan tanggung jawab sebagai seorang pelajar dan bekal
sebagai generasi penerus bangsa. Pembiasaan di SMK Muhammadiyah 3 Gemolong yaitu apel pagi dan apel sore yaitu sama saja
dengan berdo’a dan membaca Al’qur’an. Siswa juga dibiasakan hadir disekolah
pukul 07.00.
Sanksi yang diberikan pada pembiasaan ini adalah pemberian point pelanggaran kelanjutanya dari point-point yang ada diakumulasikan dengan point yang
sudah ada dalam sekolah
kemudian anak akan di
panggil oleh guru bimbingan
konseling untuk diberi pembinaan Pembiasaan di lingkungan sekolah yang
disertai dengan sanksi dan penghargaan merupakan suatu upaya untuk membangun
karakter disiplin dan tanggung jawab siswa sebagai seorang pelajar.
b. Kegiatan Spontan
Kegiatan pembiasaan secara spontan
merupakan kegiatan yang dilakukan saat itu juga. Kegiatan itu dapat diberikan
oleh guru pada saat mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari peserta
didik yang harus dikoreksi pada saat itu juga. Misalnya keluar kelas ketika
tidak ada guru di kelas, ramai di kelas, melanggar tata tertib terkait
kerapian, dan berperilaku tidak sopan. Kegiatan spontan tidak hanya berlaku
untuk perilaku dan sikap siswa yang tidak baik, namun perilaku dan sikap siswa
yang baik juga perlu dipuji. Misalnya memiliki nilai tinggi, memiliki prestasi
akademik maupun non-akademik,
membantu teman maupun guru, dan aktif dikelas dalam memberikan pendapat.
Penguatan positif dan negatif yang
diberikan pada perilaku dan sikap siswa secara spontan dapat memberikan
motivasi kepada pribadi siswa dalam membangun karakter disiplin dan tanggung
jawab serta dapat menimbulkan perasaan peduli seorang guru dihadapan anak
didiknya. Oleh karena itu, penguatan positif dan negatif sangat diperlukan
sebagai suatu nilai yang mendidik, sebab pemberian pujian/penghargaan maupun teguran/hukuman menunjukkan bahwa
perilaku atau sikap siswa adalah sesuai atau tidak sesuai dengan yang
diharapkan di lingkungannya.
c. Keteladanan
Pendidikan karakter di sekolah
sangat dipengaruhi oleh perilaku guru (Fitri, 2012:46). Di antara tugas guru
sebagai seorang pengajar dan pendidik, guru juga harus mampu memberikan
keteladanan dalam segala hal kepada peserta didik baik keteladanan perilaku,
sikap maupun ucapan.Keteladanan yang sama juga diberikan oleh guru SMA Khadijah
Surabaya dalam hal waktu dan juga dalam hal berpakaian. Guru SMK Muhammadiyah 3 Gemolong juga memberikan
keteladanan dengan datang dan pulang sekolah tepat waktu, berpakai rapi dan
sopan, masuk kelas tepat waktu, mengabsensi kehadiran siswa dan mengumpulkan
tugas tepat waktu. Meskipun berdasarkan temuan di lapangan masih ada beberapa
guru yang terlambat datang ke sekolah. Selanjutnya kedatangan guru piket dan
wakil kepala sekolah bidang kesiswaan diusahakan datang lebih awal dari
siswa-siswa, karena agar dapat menangani pelanggaran tata tertib siswa.
Bentuk keteladanan yang diberikan
oleh kepala sekolah maupun guru terkait dengan penerapan tata tertib baik dalam hal waktu, berpakaian dan ucapan
diharapkan siswa dapat meniru serta membentuk karakter disiplin dan tanggung
jawab yang akan menjadi pedoman dikehidupan sehari-hari.
d. Pengondisian
Penerapan perilaku disiplin dan tanggung
jawab melalui tata tertib sekolah dalam membangun karakter siswa yang
diinginkan maka diperlukan sarana prasarana pendukung agar dapat terlaksana
dengan efektif. Lingkungan sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai
karakter yang diinginkan. SMK
Muhammadiyah 3 Gemolong dikondisikan dengan tersedianya bak sampah
diberbagai tempat yang selalu dibersihkan, kamar mandi yang selalu bersih, dan sekolah terlihat rapi.
Selain itu, untuk mendukung
keterlaksanaan penerapan tata
tertib SMK Muhammadiyah 3 Gemolong
memberikan selebaran dan di tempel di dalam kelas mengenai tata tertib sekolah dan disertakan point
pelanggaranya disamping itu pada saat tahun ajaran baru anak anak juga diapelkan kemudian di informasikan mengenai peraturan dan tata tertib sekolah, selain itu juga pada saat pengumpulaan orang tua murid juga
disosialisasikan mengenai
tata tertib yang berlaku. Pengondisian yang diberikan oleh sekolah akan
dapat membantu mendukung keterlaksanaan dalam membangun karakter disiplin dan
tanggung jawab siswa.
3. Evaluasi
Pencapaian keberhasilan pendidikan
karakter dapat dilihat dari indikator kegiatan sekolah yang diprogamkan dan
kegiatan sehari-hari. Indikator merupakan penanda yang digunakan sekolah dalam
mengevaluasi progam yang direncanakan dan dilaksanakan oleh sekolah.
Ketercapaian indikator dapat dinilai dari apakah siswa menunjukan tanda-tanda
perilaku yang dilaksanakan secara terus menerus, konsisten dan membudaya, atau
sudah mulai berkembang dan mulai terlihat, atau bahkan belum terlihat
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator.
Indikator kedisiplinan dan
tanggung jawab SMK Muhammdiyah 3
Gemolong di sekolah terlihat dari ketepatan siswa datang dan pulang
sekolah, terlaksananya kegiatan do’a pagi bersama, masuk kelas dan mengumpulkan
tugas, kesadaran diri siswa akan waktu sholat tanpa diperintah, dan
melaksanakan piket sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Berdasarkan indikator
terlaksananya kegiatan rutin seperti
melaksanakan piket sesuai dengan jadwal, do’a pagi bersama, dan
kesadaran diri siswa akan waktu sholat tanpa diperintah dapat dikatakan sudah
membudaya, sebab siswa telah menunjukan perilaku berdasarkan indikator secara
konsisten dan terus menerus. Sedangkan jika dilihat dari indikator ketepatan
siswa dating, do’a pagi,
masuk kelas, serta tetap berada di kelas ketika guru belum datang, siswa
dikatakan mulai berkembang karena beberapa siswa masih kurang konsisten
melaksanakan tata tertib.
Berdasarkan keterbatasan peneliti
dalam memperoleh data tingkat keberhasilan penerapan tata tertib dalam membangun disiplin dan tanggung jawab siswa SMK Muhammdiyah 3 Gemolong, maka untuk
mengetahui keberhasilannya dibuat tabel rentang kualifikasi pelanggaran berdasarkan
bobot poin sanksi.
Sehingga berdasarkan hasil
penelitian berupa wawancara dan temuan di lapangan apabila ditinjau dari tabel
kualikasi pelanggaran siswa menunjukkan bahwa dalam membangun disiplin dan tanggung jawab siswa SMK Muhammadiyah 3 Gemolong melalui penerapan tata tertib sekolah berada pada
kategori pelanggaran ringan. Hal ini disebabkan pelanggaran yang sering dilakukan oleh beberapa siswa
yaitu hanya terkait keterlambatan datang kesekolah, serta pelanggaran kerapian yang
memiliki rentang bobot poin 5-10 poin dengan sanksi teguran
berupa pembinaan dan peringatan secara lisan.
Evaluasi merupakan hal yang sangat
penting untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu pendidikan karakter
dapat tercapai, yang kemudian agar dapat dilakukan perbaikan untuk kegiatan
pendidikan karakter selanjutnya.
Kendala yang Dialami dalam Membangun Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa
Ada
beberapa kendala yang dialami dalam membangun disiplin dan tanggung jawab siswa SMK Muhammadiyah 3 Gemolong melalui tata tertib sekolah, sehingga
upaya membangun disiplin dan tanggung
jawab siswa yang dilakukan belum terlaksana dengan optimal. Kendala-kendala
tersebut ialah :
Pertama, kurangnya
kesadaran diri siswa akan pentingnya
disiplin dan tanggung jawab. Kesadaran pada dasarnya lahir dari niat yang
sungguh-sungguh dalam hati individu.
Begitu pula karakter disiplin dan tanggung jawab yang sebenarnya lahir dari
masing-masing individu siswa yang sadar akan pentingnya memiliki karakter
disiplin dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Siswa sebagai seorang pelajar yang telah memiliki kesadaran dalam dirinya
akan mengerti perbuatan mana yang baik atau buruk, dan perbuatan mana yang
diperbolehkan atau dilarang. Sehingga dalam penerapan tata tertib sekolah semua warga sekolah terutama siswa
harus memiliki kesadaran dari dalam diri sendiri tanpa ada paksaan dari
siapapun agar upaya membangun kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dapat
terlaksana dengan baik.
Kurangnya
kesadaran diri siswa SMK
Muhammadiyah 3 Gemolong akan pentingnya tata tertib sekolah terlihat
dari masih ada beberapa siswa yang terlambat masuk sekolah, keluar kelas ketika
jam kosong atau belum ada guru di dalam kelas, dan ada beberapa siswa yang
melanggar tata tertib terkait dengan hal kerapian berpakaian.
Kedua, pengaruh
lingkungan pergaulan siswa. Lingkungan
di luar keluarga dan sekolah sering kali menjadi faktor penghambat dalam
membangun kedisiplinan dan tanggung jawab siswa di sekolah. Lingkungan
pergaulan siswa di luar sekolah sangat rentan dan berpengaruh dalam
pembentukkan karakter pada dirinya. Siswa yang bergaul dengan lingkungan yang
kurang menerapkan aturan secara tegas atau bahkan mengabaikan aturan tidak
menutup kemungkinan akan membawa dampak negatif pada perilaku siswa ketika
berada di lingkungan sekolah. Sehingga peran orang tua baik di rumah maupun
guru yang menjadi orang tua di sekolah sangat diperlukan untuk memberikan
pengarahan kepada siswa agar berhati-hati dalam memilih teman.
Ketiga, kurangnya
sikap keteladanan beberapa guru dalam
ketepatan datang ke sekolah. Keteladanan guru di sekolah sangat berpengaruh
pada sikap dan perilaku siswanya. Ketidaktepatan beberapa guru datang ke
sekolah yang dilihat oleh siswa akan menjadikan peraturan tata tertib siswa
dalam hal masuk sekolah kurang berjalan efektif. Guru sebagai suri tauladan
siswa harus dapat memberikan keteladanan sikap maupun tingkah laku kepada siswa
semaksimal mungkin agar siswa tidak ragu dalam melaksanakan tata tertib di
sekolah.
Keempat, jarak sekolah dengan rumah siswa yang jauh dan terkendala dengan transportasi, Contohnya siswa dari daerah juwangi itu banyak sekali dan tidak di pinggir jalan raya masih masuk kedalam gang dan masih ada jalan yang tidak bias dilewati oleh sepeda motor jadi siswa harus jalan kaki terlebih dahulu.
Upaya Mengatasi Kendala dalam Membangun Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa
Upaya-upaya
sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai kendala dalam membangun disiplin dan
tanggung jawab siswa SMK
Muhammadiyah 3 Gemolong melalui
tata tertib sekolah. Upaya-upaya yang dapat dilakukan yaitu :
Pertama, memberikan
pembinaan kepada siswa yang
bermasalah dengan tata tertib oleh guru atau wali kelas dengan mendatangkan
orang tua. Pembinaan merupakan langkah awal yang dilakukan untuk siswa yang
bermasalah dengan tata tertib agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi dan
tidak mengulangi kesalahan yang sama. Pembinaan pertama dilakukan bertahap oleh
guru yang bersangkutan yang mengetahui kesalahan siswa, selanjutnya apabila
kesalahan siswa mendapat bobot poin yang lebih tinggi, pembinaan dilanjutkan
oleh guru BK, kemudian wakil kepala sekolah dengan mendatangkan orang tua.
Kedua, komunikasi antar warga
sekolah. Komunikasi diperlukan dalam
rangka menjaga hubungan baik antara pihak yang terlibat dalam membangun
disiplindan tanggung jawab siswa SMK
Muhammadiyah 3 Gemolong. Sebab keterlibatan kepala sekolah, guru, dan
orang tua siswa sangat besar dalam menentukan keberhasilan pendidikan karakter.
Komunikasi dapat dilaksanakan melalui sosialisasi tata tertib kepada seluruh
warga sekolah. Sosialisasi bisa diberikan ketika kegiatan upacara bendera, pada saat awal tahun ajaran baru, melalui
selebaran dan di tempel dikelas, serta ketika rapat dengan orang tua murid juga
perlu di sosialisasikan mengenai tata tertib sekolah.
Selain itu agar guru dapat memberikan perlakuan yang sama terhadap siswa yang melanggar tata tertib. Kepala sekolah, wakil kepala sekolah maupun guru harus dapat terampil berkomunikasi dengan siswa dalam memberikan arahan agar dapat lebih meningkatkan disiplindan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar di sekolah. Komunikasi dengan orang tua siswa juga diperlukan agar terdapat hubungan yang baik dengan pihak sekolah, serta orang tua dapat mengetahui perkembangan anaknya di sekolah dalam rapat-rapat kesiswaan. Namun komunikasi dilakukan tertutama untuk orang tua dari siswa yang bermasalah dengan tata tertib.
PENUTUP
Berdasarkan
hasil penelitiian dan pembahasan, maka dapat diperoleh simpulan bahwa :
1. Membangun
disiplindan tanggung jawab siswa SMA Khadijah Surabaya melalui implementasi
tata tertib sekolah dilakukan berdasarkan 3 tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Perencanaan
diwujudkan dalam proses penyusunan peraturan tata tertib siswa, dalam penyusunan
peraturan tata tertib sekolah di dasarkan
atas kerja sama antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, staf kesiswaan, atas masukan dari
guru dan karyawan dalam bentuk buku tata tertib siswa dan melibatkan anak anak pengurus IPM, kemudian disosialisasikan kepada siswa. Kemudian pada tahap pelaksanaan dilihat
dari pengembangan diri siswa dalam kegiatan sehari-hari di sekolah yang
disertai dengan penghargaan dan sanksi.
2.
Kendala-kendala yang dialami dalam membangun
disiplindan tanggung jawab siswa SMK
Muhammadiyah 3 Gemolong melalui tata tertib sekolah adalah sebagai
berikut : a) kurangnya kesadaran diri siswa akan pentingnya disiplin dan
tanggung jawab, b) pengaruh
lingkungan pergaulan siswa, c) kurangnya sikap keteladanan beberapa guru
dalam ketepatan datang ke sekolah,
Sedangkan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala
yang dialami yaitu : a) memberikan pembinaan kepada siswa yang bermasalah
dengan tata tertib oleh guru atau wali kelas dengan mendatangkan orang tua, b)
komunikasi antar warga sekolah.
Saran
1. Sebaiknya
melaksanakan sosialisasi secara rutin agar siswa mengetahui dan mengingat
sanksi yang akan diterima jika melakukan pelanggaran terhadap tata tertib sekolah.
2.
Bagi siswa,
sebaiknya lebih meningkatkan kesadaran dalam diri akan arti pentingnya
peraturan tata tertib sekolah bagi dirinya sendiri dan bagi sekolah demi
tercapai tujuan sekolah.
Ucapan Terimakasih
Kami
ucapkan terima kasih kepada Wakil Rektor III UMJ, Bapak Irfan Purnawan, Wakil
Dekan III FISIP UMJ, Ibu Sa’diyah El-Adawiyah, Kaprodi Ilmu Politik UMJ, Ibu
Lusi Andriyani, dan para teman-teman kelompok yang telah membantu dan
membimbing kami dalam pembuatan artikel ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Akbar. 2016. “Panduan PKM-AI” (Online), (https://aliakbar504.files.wordpress.com/2016/05/panduan-pkm-ai.pdf.html, diakses tanggal 7 Februari 2019)
Choirun Nisak Aulina. 2013. “Penanaman Disiplin Pada Anak Usia Dini”
(online),
(http://ojs.umsida.ac.id/index.php/pedagogia/article/view/45.html, diakses tanggal 6 Februari)
Elok Puspita. 2010. “Triangulasi” (online), (https://3lox.wordpress.com/2010/10/07/triangulasi/.html, diakses tanggal
8 Februari 2019)
Hartaty. 2013. “Triangulasi dalam penelitian kualitatif” (online), (http://hartatyfatshaf.blogspot.com/2013/09/triangulasi-dalam-penelitian-kualitatif21.html, diakses tanggal 9
Februari 2019)
Nurbaiti. 2016. “Kedisiplinan” (online), (https://www.kompasiana.com/nurbaitippkn13/56fbc161a623bdc8092a075d/pentingnya-kedisiplinan-siswa-dalam-proses-pembelajaran-demi-mendapatkan-hasil-belajar-yang-optimal.html, diakses tanggal 7 Februari 2019)
Widodain. 2015. “Teknik Analisis Data Dalam Penelitian” (online), (http://widodoiain.blogspot.com/2015/02/teknik-analisis-data-dalam-penelitian.html,
diakses tanggal 9 Februari 2019)
Zuhaira Laily Kusuma. 2015. “Pengaruh
Motivasi Belajar Dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Sma N 3 Pati Tahun Pelajaran 2013/2014” (online), (https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj/article/view/4693/4329.html, diakses tanggal 7 Februari 2019)
Taufik
Isnanto
Universitas Muhammadiyah Surakarta
0 Response to "MEMBANGUN DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG MELALUI TATA TERTIB SEKOLAH"
Posting Komentar